Masuk ke Taman Wisata Gunung Banyak (Kota Batu, Jawa Timur) ternyata tidak hanya wisata Paralayang, Flying Fox, dan pemandangan indah yang bisa dinikmati. Ada sebuah lokasi unik yang dapat dijadikan sebagai tempat mencari ketenangan saat berakhir pekan. Berlokasi sekitar 25 kilometer dari Kota Malang, lokasi peristirahatan yang dibuka sejak awal tahun 2014 ini terkesan eksklusif. Saking eksklusifnya, belum tentu pengunjung yang mampir ke Bukit Paralayang (nama lain Taman Wisata Gunung Banyak) tahu jika bukit ini memiliki lokasi peristirahatan unik.
Untuk memasuki area Omah Kayu, pengunjung diwajibkan membayar Rp 5.000 ke resepsionis yang berada di dekat pintu gerbangnya. Retribusi ini berbeda dengan retribusi masuk taman wisata Gunung Banyak yang harganya juga Rp 5.000. Begitu membayar retribusi masuk Omah Kayu, resepsionis akan membuka pintu dan akan kita temui jalan setapak menuruni bukit. Sambil jalan kaki mendekati rumah kayu, banyak ‘dingklik’ dari kayu yang sengaja dibuat menghadap tebing. Dengan duduk santai di dingklik ini dapat kita nikmati pemandangan lembah yang diisi dengan perkebunan dan pemukiman. Selain dingklik kayu, ada pula tempat perapian dan ‘hammock‘ yang semakin mengesankan tempat ini sebagai tempat peristirahatan yang tenang dan damai.
Anak tangga mendekati rumah kayu disusun rapi meski hanya terbuat dari tanah dan kayu. Pegangan yang juga dibuat dari kayu mengesankan bahwa pengelolanya sangat memperhatikan keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Begitu memasuki kawasan teras rumah kayu, saya sempat mengetes kekuatan lantai kayu sambil berpegangan. Kesan pertama begitu menginjakkan kaki di lantai kayu adalah rasa takut apakah kayu ini mampu menahan bobot tubuh sekitar 67 kilogram. Rasa takut perlahan berkurang setelah melihat adanya papan yang menginformasikan bahwa Omah Kayu mampu menahan bobot 3 orang dewasa. Fiuh
Pintu Rumah Kayu yang dikunci rapat dari luar membuat saya tidak bisa melihat kondisi ruangan di dalam. Jika dilihat dari luar, ruangan yang memiliki dimensi sekitar 3m x 2m x 2m (p x l x t) ini lebih nyaman dihuni oleh 2 orang. Bahan papan kayu yang menjadi dinding disusun rapat sehingga tidak memungkinkan banyak angin yang masuk ke dalam ruangan. Dengan sedikitnya angin yang masuk ke dalam ruangan memungkinkan penghuninya agar tetap hangat terutama saat malam hari dan menjelang pagi. Untuk kamar mandi memang tidak disediakan di dalam rumah kayu. Pihak pengelola telah menyediakan 2 ruang kamar mandi yang dilengkapi dengan air hangat. Saya pikir 2 kamar mandi saja sudah cukup untuk mengakomodasi 3 buah rumah kayu yang masing-masing dihuni oleh 2 orang wisatawan.
Dengan membayar Rp 350.000 per rumah per malam, wisatawan sudah bisa menikmati sensasi bermalam di Omah Kayu. Saat pagi kicauan burung yang hidup bebas diantara pepohonan pinus akan membangunkan tidur Anda. Menurut saya konsep inilah yang ingin ditawarkan oleh pihak pengelola. Sebuah konsep yang unik bukan?
Tertarik untuk menginap di Omah Kayu? Kontak saja saya via Whatsapp / Line di 085746611240 atau Call / SMS di 085288776565. Akan saya bantu proses book Omah Kayu untuk Anda. Semoga momen liburan Anda menenangkan dan menyenangkan
Masih penasaran dengan Omah Kayu? Info lebih detail tentang Omah Kayu telah saya rangkum dari beberapa pertanyaan yang sering disampaikan oleh pembaca. Silakan dibaca di tulisan lainnya yang berjudul “FAQ Omah Kayu – Jawaban Soal Omah Kayu“. Sedangkan gambar lain dari Omah Kayu bisa dilihat di galeri flickr saya :Omah Kayu at Paralayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar